Senin, 29 Oktober 2007

HAK MENJADI KAYA

Benarlah Thomas J. Stanley dan William D. Danko yang dalam bukunya berjudul The Millionaire Next Door, menilai masih banyak orang keliru dalam menanggapi bagaimana menjadi kaya. Seakan-akan kekayaan itu bisa dihasilkan karena keberuntungan, warisan, pendidikan yang tinggi, atau kecerdasan yang memungkinkan bisa mengumpulkan kekayaan. Sebenarnya, kekayaan adalah hasil kerja keras, keuletan, perencanaan dan paling utama disiplin diri.
Kalimat terakhir itu, jelas menunjukkan kekayaan milik semua orang. Atau lebih konkritnya, kekayaan adalah milik mereka yang benar-benar menginginkannya, mau bekerja keras, ulet tanpa mengenal menyerah, disiplin pribadi dan sebagainya. Jadi, bukan segelintir orang dengan seabrek atribut social yang melekat.
Pertanyaannya, bila sudah menjadi hak, maukah orang merebutnya? Inilah yang membedakan seseorang menjadi kaya atau miskin. Mereka yang kaya, mau merebutnya dengan mengerahkan segala kemampuan yang dimiliki. Sementara si miskin, lebih cenderung apatis. Bahkan ada kesan, kemiskinan itu seakan takdir, kehendak Yang Maha Kuasa.
Padahal pemikiran tersebut – kemiskinan adalah takdir, sangatlah tidak mendasar. Islam misalnya, agama mayoritas yang dianut negeri ini, jelas melarang kemiskinan itu. Sebab dengan miskin, ibadah lainnya tidak bisa dilaksanakan, seperti naik haji, sedekah, infak, membayar zakat, menyantuni anak yatim dan sebagainya. Lagipula bukankah manusia diciptakan ke dunia sebagai khalifah dengan tugas memakmurkan bumi?
Karena itu, keberadaan network marketing tidaklah bisa dipandang sebelah mata. Sebab dalam bisnis tersebut, sarat dengan pendidikan-pendidikan kehidupan. Salah satunya menyadarkan kepada setiap orang untuk melakukan perubahan hidup, termasuk merebut haknya menjadi orang kaya. Bahkan setelah disadarkan menjadi haknya, diberikan pula petunjuk-petunjuk bagaimana cara merebut haknya tersebut.
Hasilnya, boleh dibilang di bisnis ini terbilang rajin mencetak orang kaya. Mereka berasal dari pelbagai lapisan sosial. Ada sarjana, professional, ibu rumah tangga, pengusaha, karyawan, mahasiswa, sampai kepada mereka yang status sosialnya terpinggirkan. Lagi-lagi itu membuktikan kekayaan milik siapa saja, asalkan benar-benar menginginkannya dan mau merebutnya.
Paling menarik, keberadaan dari orang-orang muda di bisnis ini, khususnya para mahasiswa. Investasi waktu mereka menekuni bisnis ini membuahkan hasil, yang mungkin membuat ngiler eksekutif di perusahaan swasta terkemuka sekalipun. Mobil BMW, Mercedes Benz, pergi ke luar negeri, memiliki rumah mewah, yang berhasil dimiliki tanpa sedikitpun menjajakan ijasahnya. Mereka menjadi entrepreneur sejati, memberikan inspirasi kepada banyak orang.
Pencerahan dan inspirasi inilah yang dibutuhkan bagi mereka yang masih terlena bahwa kaya maupun sukses hanya milik segelintir orang. Apalagi dalam situasi ekonomi yang carut marut. Semoga tulisan ini bermanfaat dan membuahkan tindakan bagi mereka yang mendambakan perubahan hidup.

Tidak ada komentar: